BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang :
Pemahaman akan perilaku konsumen
adalah yang diperhatikan konsumen dalam mencari, membeli, menggunakan,
mengevaluasi dan mengabaikan produk, jasa, atau ide yang diharapkan dapat
memuaskan konsumen untuk dapat memuaskan kebutuhannya dengan mengkonsumsi produk
atau jasa yang ditawarkan.
Rumusan Masalah :
1. Apa kriteria evaluasi sebelum
pembelian?
2. Bagaimana Penentuan alternatif
pilihan sebelum pembelian ?
3. Bagaimana Menafsirkan alternatif
pilihan sebelum pembelian ?
4. Bagaimana Menyeleksi aturan
pengambilan keputusan ?
5. Bagaimana proses pengetahuan membeli
?
6. Bagaimana memilih alternatif terbaik
?
7. Apa saja yang termasuk sumber-sumber
pembelian ?
8. Definisi sumber daya ekonomi ?
9. Definisi sumber daya sementara ?
10. Definisi sumber daya kognitif ?
11. Apa kandungan pengetahuan ?
12. Apa orgnisasi pengetahuan ?
Tujuan.Pembahasan
:
1. Mengetahui kriteria evaluasi sebelum
pembelian
2. Mengetahui Penentuan alternatif
pilihan sebelum pembelian
3. Mengetahui bagaimana Menafsirkan
alternatif pilihan sebelum pembelian
4. Mengetahui bagaimana menyeleksi
aturan pengambilan keputusan
5. Mengetahui bagaimana proses
keputusan membeli
6. Mengetahui Bagaimana memilih
alternatif terbaik
7. Mengetahui apa saja yang termasuk
sumber-sumber pembelian
8. Mengetahui definisi sumber daya
ekonomi
9. Mengetahui definisi sumber daya
sementara
10. Mengetahui definisi sumber daya
kognitif
11. Mengetahui kandungan pengetahuan
12. Mengetahui orgnisasi pengetahuan
BAB II
PEMBAHASAN
2.1
Kriteria Evaluasi Sebelum Pembelian
Philip kotler mengemukakan,
“Konsumen mempelajari merek-merek yang tersedia dan ciri-cirinya. Informasi ini
digunakan untuk mengevaluasi semua alternatif yang ada dalam menentukan
keputusan pembeliannya”(1998:170).
Menurut Sutisna,
“Setidak-tidaknya ada dua kriteria evaluasi alternatif. Pertama adalah manfaat
yang diperoleh dengan membeli produk. Kedua, kepuasan yang
diharapkan”(2001:22).
Berdasarkan pendapat-pendapat
tersebut, ketika berbagai alternatif telah diperoleh, konsumen melakukan
evaluasi alternatif. Evaluasi altenatif tersebut, dalam keberadaanya ditentukan
oleh keterlibatan konsumen dengan produk yang akan dibelinya.
2.2 Menentukan Alternatif Pilihan
1.
Teknik Kompensatori
·
Kelebihan
suatu atribut dari sebuah merk dapat menutupi kelemahan dari atribut lainnya
·
Konsumen
akan mengevaluasi keseluruhan atribut yang dimiliki suatu merk, kemudaian ia
memberikan penilaian secara keseluruhan
2.
Teknik
Non Kompensatori
Teknik ini menyatakan bahwa skor yang tinggi
pada suatu atribut tidak bias menutupi skor yang rendah pada atribut lain
3.
Teknik
Leksikografik
Konsumen akan mengevaluasi merk alternatif
bedasarkan atribut yang dianggap paling penting
4.
Teknik
Pengurangan bertahap
Sama dengan teknik Leksikografik, bedanya
teknik ini menetapkan skor minimal atau standar untuk atribu yg dianggap paling
penting tersebut
5.
Teknik
Konjungtif
Konsumen akan menetapkan batas minimum
standar atau skor untuk setiap atribut yg dievaluasi
6.
Teknik
Disjungtif
Sama dengan dengan teknik konjungtif, bedanya
teknisk disjungtif akan memilih merk yang memiliki skor yang tertinggi pada
salah satu atribut dari merk tersebut
2.3
Menafsirkan Alternatif Pilihan Sebelum Pembelian
Tahap dari proses keputusan membeli, yaitu ketika
konsumen menggunakan informasi untuk mengevaluasi merk alternatif dalam
perangkat pilihan. Konsep dasar tertentu membantu menjelaskan proses evaluasi
konsumen. Pertama, kita menganggap bahwa setiap konsumen melihat produk sebagai
kumpulan atribut produk. Kedua, konsumen akan memberikan tingkat arti penting
berbeda terhadap atribut berbeda menurut kebutuhan dan keinginan unik
masing-masing. Ketiga, konsumen mungkin akan mengembangkan satu himpunan
keyakinan merek mengenai dimana posisi setiap merek pada setiap atribut.
Keempat, harapan kepuasan produk total konsumen akan bervariasi pada tingkat
atribut yang berbeda. Kelima, konsumen sampai pada sikap terhadap merek berbeda
lewat beberapa prosedur evaluasi. Ada konsumen yang menggunakan lebih dari satu
prosedur evaluasi, tergantung pada konsumen dan keputusan pembelian. Bagaimana
konsumen mengevaluasi alternatif barang yang akan dibeli tergantung pada
masing-masing individu dan situasi membeli spesifik. Dalam beberapa keadaan,
konsumen menggunakan perhitungan dengan cermat dan pemikiran logis. Pada waktu
lain, konsumen yang sama hanya sedikit mengevaluasi atau tidak sama sekali;
mereka membeli berdasarkan dorongan sesaat atau tergantung pada intuisi.
Kadang-kadang konsumen mengambil keputusan membeli sendiri; kadang-kadang
mereka bertanya pada teman, petunjuk bagi konsumen, atau wiraniaga untuk
memberi saran pembelian. Pemasar harus mempelajari pembeli untuk mengetahui
bagaimana sebenarnya mereka mengevaluasi alternatif merek. Bila mereka
mengetahui proses evaluasi apa yang sedang terjadi, pemasar dapat membuat
langkah-langkah untuk mempengaruhi keputusan membeli.
2.4 Menyeleksi aturan pengambilan
keputusan
Setelah konsumen menerima pengaruh dalam kehidupannya maka
mereka sampai pada keputusan membeli atau menolak produk. Pemasar dianggap
berhasil kalau pengaruh-pengaruh yang diberikannya menghasilkan pembelian dan
atau dikonsumsi oleh konsumen. Keputusan konsumen, tingkatan-tingkatan dalam
pengambilan keputusan, serta pengambilan keputusan dari sudut pandang yang
berbeda bukan hanya untuk menyangkut keputusan untuk membeli, melainkan untuk
disimpan dan dimiliki oleh konsumen.
2.5 Proses Keputusan Pembelian
Keputusan
seorang pembeli juga dipengaruhi oleh ciri-ciri kepribadiannya, termasuk usia,
pekerjaan, keadaan ekonomi. Perilaku konsumen akan menentukan proses
pengambilan keputusan dalam melakukan pembelian.
Menurut
Kotler (1997) ada beberapa tahap dalam mengambil suatu keputusan untuk
melakukan pembelian, anatara lain:
1.
Pengenalan Masalah
Merupakan
faktor terpenting dalam melakukan proses pembelian, dimana pembeli akan
mengenali suatu masalah atau kebutuhan. Pembeli merasakan perbedaan antara
keadaan nyata dan keadaan yang diinginkan.
2.
Pencarian informasi.
Seorang
selalu mempunyai minat atau dorongan untuk mencari informasi. Apabila dorongan
tersebut kuat dan obyek yang dapat memuaskan kebutuhan itu tersedia maka
konsumen akan bersedia untuk membelinya. Konsumen dapat memperoleh informasi
dari beberapa sumber, yaitu terdiri dari sumber pribadi, sumber komersial dan
sumber pengalaman.
3.
Evaluasi Alternatif
Konsumen
akan mempunyai pilihan yang tepat dan membuat pilihan alternatif secara teliti
terhadap produk yang akan dibelinya. Ada konsumen yang menggunakan lebih dari
satu prosedur evaluasi, tergantung pada konsumen dan keputusan pembelian.
4.
Keputusan Pembeli
Setelah
konsumen mempunyai evaluasi alternatif maka konsumen akan membuat keputusan
untuk membeli. Penilaian keputusan menyebabkan konsumen membentuk pilihan merek
di antara beberapa merek yang tersedia. Tetapi dua faktor dapat muncul antara
niat untuk membeli dan keputusan membeli. Faktor tersebut antara lain : sikap
orang lain dan faktor situasi yang tidak diharapkan (Muslichah et al, 2005).
5.
Perilaku Pasca pembelian
Artinya
tahap dari Proses keputusan membeli. Konsumen mengambil tindakan lebih lanjut
setelah membeli berdasarkan rasa puas atau tidak puas. Pembeli merasa puas atau
tidak puas dalam proses pembelian terletak pada hubungan antara penilaian suatu
produk dan harapan konsumen. Apabila produk tidak sesuai harapan, konsumen
merasa tidak puas. Bila produk memenuhi harapan konsumen, konsumen merasa puas.
Dan apabila produk melebihi harapan konsumen, konsumen akan merasa sangat puas.
2.6 Memilih Alternatif Terbaik
Terjadinya
transaksi pembelian (dipandang dari sisi pemasaran) yaitu :
Pembelian
yang direncanakan: biasanya terjadi berdasarkan kebutuhan, artinya si konsumen
memang membutuhkan barang-barang tertentu.
Dalam
hal pembelian yang telah direncanakan, biasanya konsumen telah memiliki
pengetahuan yang lengkap tentang produk yang hendak mereka beli. Misalnya
pengetahuan tentang merek, tentang harga, kemasan, keandalan, pelayanan dan
lain sebagainya. Perhatian utamanya adalah pada barang-barang yang biasa atau
terbiasa dia konsumsi/gunakan kecuali ada rangsangan-rangsangan tertentu dari
produk substitusi sehingga si konsumen melihat manfaat lebih dari produk
substitusi tersebut.
Pembelian
yang tidak direncanakan : terjadi karena konsumen melihat atau merasakan
manfaat lain dari manfaat utama produk yang mereka beli.
Lalu
faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi pembelian tidak direncanakan ?
Pertama
adalah lingkungan fisik atau pengetahuan konsumen tentang toko, supermarket
atau mall dimana si konsumen beraktifitas: mencakup pilihan lokasi , tata letak
(layout) rak pajangan. Pemilihan
lokasi yang tepat, lahan parkir yang luas, kemudahan akses dari dan ke
toko/supermarket/mall, termasuk juga keamanan lokasi sangat menentukan apakah
konsumen mau berkunjung ke toko Anda atau tidak. Lokasi yang “sempit”, atau mau
parkir saja mesti putar-putar tiga atau empat kali, atau tidak ada akses
kendaraan umum dari dan ke lokasi, atau udara yang sumpek dan panas, tentu saja
menjadikan toko Anda alternatif terakhir untuk dikunjungi. Kemudian pemilihan
warna cat atau wallpaper juga cukup menentukan. Pilihlah warna yang sesuai
dengan tema Anda (misi dan visi Anda), tapi sekaligus merangsang pembelian.
Kemudian satu hal lagi yang tidak boleh dilupakan adalah pilihan suara atau
musik. Pilihlah musik yang sesuai dengan situasi dan kondisi lingkungan dimana
toko/supermarket Anda berada. Pilihan jenis musik untuk waktu-waktu tertentu
juga cukup menentukan, misalkan pagi hari memperdengarkan musik yang
lembut-lembut, menjelang siang mungkin musik yang agak keras/cepat dan
seterusnya, yang jelas pilihlah musik yang Anda yakini bisa merangsang
pembelian. Berikutnya (masih termasuk lingkungan fisik) adalah pengaturan
(tataletak) rak display dan penempatan produk. Aturlah rak-rak display Anda
sedemikian sehingga terkesan rapi sehingga konsumen akan merasa nyaman berjalan
di lorong-lorong diantara rak. Demikian juga dengan barang-barang yang dipajang
di rak. Pengelompokan produk sangat dianjurkan dan diatur sedemikian sehingga
konsumen mudah untuk mencarinya, dan bila perlu, beri informasi-informasi yang
lebih memudahkan konsumen seperti petunjuk letak barang. Sebisa mungkin hindari
penempatan barang ditengah-tengah lorong yang memberi kesan semrawut. Ingat,
kecuali membeli barang, konsumen juga sedang membeli kenyamanan.
Lingkungan fisik atau pengetahuan konsumen tentang
toko/supermarket Anda adalah faktor yang paling krusial. Mengapa ? Karena
dengan mempersiapkan lingkungan fisik toko/supermarket Anda sebaik mungkin,
maka bukan hanya pembelian yang tidak direncanakan yang dapat Anda jaring,
tetapi bahkan konsumen yang sudah merencanakan membeli produk tertentupun
dengan senang hati akan berbelanja di toko/supermarket Anda.
Faktor
kedua adalah masalah waktu. Ketersediaan waktu juga mempengaruhi konsumen dalam
pengambilan keputusan melakukan pembelian. Jika mereka tidak mempunyai cukup
banyak waktu, maka mereka akan mengurangi waktu untuk pencarian informasi.
Penggunaan informasi yang tersedia juga akan menurun, dan
informasi negatif atau yang tidak menguntungkan turut pula dijadikan
pertimbangan dalam pengambilan keputusan akibat adanya tekanan waktu, sehingga
mereka hanya akan melakukan pembelian yang telah direncanakan saja. Sebaliknya
bagi konsumen yang mempunyai waktu mencukupi akan melakukan pencarian informasi
dan mengolahnya dengan baik sehingga diharapkan dapat memunculkan keinginan
pembelian barang yang tidak direncanakannya. Namun pembelian yang tidak
direncanakan yang dilakukan konsumen terlebih dahulu mempertimbangkan
kebutuhan, nilai dan ketertarikannya pada produk yang akan dibeli.
Faktor ketiga adalah adanya rangsangan-rangsangan tertentu
yang “sengaja” diciptakan oleh para pemasar sehingga konsumen melakukan
pembelian yang tidak direncanakan, bahkan seringkali tanpa mempertimbangkan
kebutuhan dan ketertarikannya pada barang yang dibeli. Rangsangan itu dapat
berupa potongan pembelian, gift, gimmick, promo, launching produk baru (atau
yang diperbarui), obral, dan seterusnya. Belanja merupakan kegiatan yang
menyenangkan bagi sebagian orang, karena belanja bukan saja aktivitas jual beli
saja, namun juga merupakan salah satu kegiatan rekreasi pada masyarakat dewasa
ini.
Konsumen mempunyai berbagai motivasi atau alasan berbelanja,
selain untuk mendapatkan produk, konsumen juga memandang berbelanja sebagai
kegiatan menyenangkan yang disertai satu atau lebih aktivitas seperti yang
diungkapkan pakar marketing Henry Assael bahwa berbelanja merupakan aktivitas
menikmati lingkungan toko, menelusuri dan mengamati penawaran-penawaran toko,
berbicara pada pramuniaga, serta membelanjakan uang.
Kegiatan belanja yang tampaknya sederhana ternyata
melibatkan interaksi rumit antara berbagai aspek lingkungan dimana kegiatan
belanja dilakukan sehingga strategi pemasaran dirancang untuk memahami perilaku
berbelanja konsumen ini.
2.7 Memilih sumber-sumber pembelian
Sumber-Sumber
Pembelian Intern :
1.
Motivasi
merupakan kebutuhan yang cukup menekan untuk mengarahkan
seseorang mencari cara untuk memuaskan kebutuhan tersebut. Beberapa kebutuhan
bersifat biogenik, kebutuhan ini timbul dari suatu keadaan fisiologis tertentu,
seperti rasa lapar, rasa haus, rasa tidak nyaman. Sedangkan kebutuhan-kebutuhan
lain bersifat psikogenik yaitu kebutuhan yang timbul dari keadaan fisologis tertentu,
seperti kebutuhan untuk diakui, kebutuhan harga diri atau kebutuhan diterima. Seperti
yang diterangkan oleh teori Robert Maslow: Dimulai dengan kebutuhan-kebutuhan
fisiologis (lapar, haus), disusul kebutuhan-kebutuhan keselamatan (perasaan
aman, perlindungan), kemudian kebutuhan-kebutuhan sosial (perasaan menjadi
anggota lingkungan dan dicintai), selanjutnya kebutuhan-kebutuhan untuk
dihargai (harga diri, pengakuan, status) dan mengkerucut ke kebutuhan-kebutuhan
pernyataan diri (pengembangan dan perwujudan diri).
2.
Belajar
Proses
dimana seseorang memilih, mengorganisasikan, mengartikan masukan informasi
untuk menciptakan suatu gambaran yang berarti dari dunia ini. Sewaktu orang
berbuat, mereka belajar. Belajar menggambarkan perubahan dalam perilaku
seseorang individu yang bersumber dari pengalaman.
Melalui perbuatan dan belajar, orang memperoleh kepercayaan
dan sikap. Kepercayaan adalah gagasan deskriptif yang dianut oleh seseorang
tentang sesuatu. Sebuah sikap, menggambarkan penilaian kognitif yang baik
maupun tidak baik, perasaan-perasaan emosional dan kecenderungan berbuat yang
bertahan selama waktu tertentu terhadap beberapa obyek atau gagasan.
3.
Kepribadian
Keputusan
pembelian juga dipengaruhi oleh karakteristik pribadi seperti umur, tahapan daur
hidup,pekerjaan,situasi ekonomi,gaya hidup,serta kepribadian dan konsep diri
pembeli.Konsumsi seseorang juga dibentuk oleh tahapan siklus hidup
keluarga.Pekerjaan mempengaruhi barang dan jasa ang dibelinya.Situasi ekonomi
seseorang akan mempengaruhi pemilihan produk.
Sumber-sumber
Pembelian ekstern :
1.
Kebudayaan
faktor
budaya adalah salah satu pengaruh yang paling berdampak luas dalam perilaku
konsumen.
Contohnya
saja seorang konsumen yang sudah sangat cinta dengan kebudayaan
bangsanya,sehingga ia selalu menggunakan prodak dalam negeri dan tidak mau
menggunakan prodak luar.memang tidak semua konsumen seperti itu,masih terdapat
konsumen-konsumen yang tidak mempunyai jiwa kebudayaan yang melekat utuh
didalam
dirinya,sehingga ia masih dengan mudah terpengaruh oleh kebudayaan asing,dan
menggunakan produk-produk dari luar.
2.
Kelompok Sosial dan Refrensi
Pada
umumnya konsumen sering meminta pendapat dari orang sekitas dan lingkungannya
tentang produk apa yang harus dibeli.
Faktor
Sosial terdiri dari 3 bagian, yaitu :
- Kelompok
acuan : semua kelompok yang memilki pengaruh langsung terhadap sikap / prilaku
seseorang. Dengan pendapat yang diperoleh dari suatu kelompok maka konsumen
dapat membuat keputusan konsumsi.
-
Keluarga sebagai organisasi pembelian konsumen
yang paling penting juga berpengaruh
secara langsung terhadap keputusan seseorang dalam membeli barang sehari-hari.
- Peran :
meliputi kegiatan yang diharapkan akan dilakukan seseorang. Suatu produk atau
merk dapat menggambarkan peran dan status pamakainya.
3.
Keluarga
Keluarga
adalah organisasi pembelian konsumen yang paling penting dalam masyarakat.
Keputusan pembelian keluarga, tergantung pada produk, iklan dan situasi.
Seseorang umumnya berpartisipasi dalam kelompok selama
hidupnya-keluarga, klub, organisasi. Posisi seseorang dalam setiap kelompok
dapat diidentifikasikan dalam peran dan status. Setiap peran membawa status
yang mencerminkan penghargaan yang diberikan oleh masyarakat.
Para anggota keluarga dapat mempengaruhi dengan kuat
terhadap perilaku membeli. Kita dapat membedakan dua maaca keluarga dalam
kehidupan pembeli. Pertama, keluarga sebagai sumber orientasi yang terdiri dari
orangtua. Kedua, keluarga sebagai sumber keturunan.
2.8 Sumber
Daya Ekonomi
Potensi sumberdaya
ekonomi atau lebih dikenal dengan potensi ekonomi pada dasarnya dapat diartikan
sebagai sesuatu atau segala sesuatu sumberdaya yang dimiliki baik yang
tergolong pada sumberdaya alam (natural resources/endowment factors) maupun
potensi sumberdaya manusia yang dapat memberikan manfaat (benefit) serta dapat
digunakan sebagai modal dasar pembangunan (ekonomi) wilayahtingkat
ketergantungan terhadap sumberdaya secara struktural harus bisa dialihkan pada
sumberdaya alam lain. Misalnya, penggunaan energi sinar matahari, panas bumi,
atau gelombang laut termasuk angin, akan dapat mengurangi ketergantungan
manusia terhadap sumberdaya alam yang tidak dapat diperbarui.
2.9
Sumber Daya Sementara
A. Barang
yang menggunakan waktu
Produk yang
memerlukan pemakaian waktu dala mengkonsumsinya. Contoh: Menonton TV,
Memancing, Golf, Tennis (waktu Senggang) Tidur, perawatan pribadi, pulang pergi
(waktu wajib)
B. Barang
penghemat waktu
Produk yang
menghemat waktu memungkinkan konsumen meningkatkan waktu leluasa mereka. Contoh
oven, microwave, pemotong rumput, fast food.
2.10 Sumber
Daya Kognitif
kemampuan untuk secara lebih tepat
merepresentasikan dunia dan melakukan operasi logis dalam representasi konsep
yang berdasar pada kenyataan. Teori ini membahas munculnya dan diperolehnya skema-skema
tentang bagaimana seseorang mempersepsi lingkungannya dalam tahapan-tahapan
perkembangan, saat seseorang memperoleh cara baru dalam merepresentasikan
informasi secara mental. Teori ini digolongkan
Menurut
Piaget,bayi lahir dengan sejumlah refleks bawaan selain juga dorongan untuk
mengeksplorasi dunianya. Skema awalnya dibentuk melalui diferensiasi refleks
bawaan tersebut. Periode sensorimotor adalah periode pertama dari empat
periode.
Piaget
berpendapat bahwa tahapan ini menandai perkembangan kemampuan dan pemahaman
spatial penting dalam enam sub tahap :
1.
Sub-tahapan skema refleks, muncul saat
lahir sampai usia enam minggu dan berhubungan terutama dengan reflex.
2.
Sub-tahapan fase reaksi sirkular primer,
dari usia enam minggu sampai empat bulan dan berhubungan terutama dengan
munculnya kebiasaan-kebiasaan.
3.
Sub-tahapan fase reaksi sirkular
sekunder, muncul antara usia empat sampai sembilan bulan dan berhubungan
terutama dengan koordinasi antara penglihatan dan pemaknaan
4.
Sub-tahapan koordinasi reaksi sirkular
sekunder, muncul dari usia sembilan sampai duabelas bulan, saat berkembangnya
kemampuan untuk melihat objek sebagai sesuatu yang permanen walau kelihatannya
berbeda kalau dilihat dari sudut berbeda.
2.11 Kandungan pengetahuan
Sesuatu untuk mengatur
atau struktur organisasi untuk mengelompokan sesuatu, organisasi dibuat untuk
memudahkan penggunaan dokumen atau pengetahuan itu sendiri.
Terdapat pendekatan historis dan teoritis yang berbeda dan
teori tentang pengelolaan pengetahuan, yang terkait dengan pandangan yang
berbeda dari pengetahuan, kognisi, bahasa, dan organisasi sosial layanan
informasi perpustakaan profesional sering berkonsentrasi pada penerapan
teknologi baru dan standar, dan tidak mungikin telah melihat pekerjaan mereka
sebagai interpretasi yang melibatkan makna analisis, itulah sebabnya
klasifikasi perpustakaan telah dikritik karena kurangnya konten intelektual
substantif.
(However
Dr.Ch)
2 2.12 Organisasi pengetahuan
Pengetahuan organisasi ini dimaksudkan
untuk mencakup semua jenis skema untuk mengorganisir informasi dan manajemen
pengetahuan mempromosikan.
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Keputusan membeli oleh konsumen dipengaruhi oleh banyak
factor. Adapun empat tipe proses pembelian di pengaruhi oleh complex
decision making, brand loyalty, limited decision making dan Inertia. Dan tahap
dalam proses pembelianpun di pengaruhi oleh beberapa factor perilaku
sesudah pembelian, menilai sumber-sumber, menetapkan tujuan
pembelian, mengidentifikasikan alternatif pembelian, keputusan
membeli dan menganalisa keinginan dan kebutuhan. Situasi terakhir
adalah situasi-situasi tertentu yang banyak dimanfaatkan pemasar untuk
mempengaruhi perilaku konsumen. Jadi seorang konsumen ynag mawas terhadap
pembelian setiap produk maka ia akan selalu memperhatikan dari hal yang
terkecil dari situlah seorang produsen harus bisa membaca pangsa pasar/
keinginan konsumen di saat ini.
|
Dalam setiap pengambil keputusan mengenai pembelian suatu
barang, harus memperhatikan mana kebutuhan yang penting di dahulukan dan jumlah
uang yang kita punyai sesuai dengan pendapatan Rumah Tangga, juga menetapkan
dan menggunakan berbagai kriteria evaluasi termasuk harga, merek, kualitas dan
lain-lain pada saat membuat keputusan pembelian. Dan penilaian kinerja setiap
alternatif sebagai dasar dari evaluasi serta mengetahui dan memahami bagaimana
situasi konsumen dalam menentukan pilihan dengan melihat berbagai aspek yang
ada didalamnya apa saja yang terkait hingga mempengaruhi tingkat pembelian.
DAFTAR PUSTAKA
·
Ishak,
Asmai, 2 Oktober 2010, Pentingnya Kepuasan Konsumen dan Implementasi Strategi
Pemasarannya.
·
Mulyana,
3 Oktober 2010, Faktor-faktor yang Mempengaruhi Keputusan Membeli, URL : http://wsmulyana.wordpress.com
·
http://lydiarahmi.blogspot.com/2011/11/sumber-pembelian-mempengaruhi.html
TUGAS PERTEMUAN 2
Nama : Soegiharto Sugiono
NPM : 11207042
Kelas : 3EA11
0 komentar:
Posting Komentar