Sabtu, 24 September 2011

JURNAL

PERHITUNGAN HARGA POKOK PRODUKSI DENGAN MENGGUNAKAN METODE ACTIVITY BASED COSTING (ABC) PADA PT. CAHAYA SAKTI FURINTRACO

Rifqi Farwan
Fakultas Ekonomi Universitas Gunadarma

ABSTRAKSI

     Tujuan Penulisan Ilmiah ini adalah untuk membahas tentang perhitungan Harga Pokok Produksi dengan menggunakan metode Activity Based Costing (ABC) pada PT. Cahaya Sakti Furintraco dan untuk dapat membandingkan biaya produksi antara metode Konvensional dengan metode Activity Based Costing (ABC) pada PT. Cahaya Sakti Furintraco.
    Adapun yang menjadi objek penelitiannya adalah PT. Cahaya Sakti Furintraco yang berkedudukan Jl. Kaum Sari Bogor, sebuah perusahaan yang bergerak dalam bidang industri pembuatan perlengkapan rumah tangga / furniture yang terbuat dari bahan kayu diantaranya adalah lemari, meja, dan kursi.
Hasil dari penulisan ini adalah mengetahui gambaran metode mana yang sebaiknya diterapkan pada PT. Cahaya Sakti Furintraco. Adapun saran yang diberikan bahwa sebaiknya PT. Cahaya Sakti Furintraco meninjau kembali penggunaan metode Konvensional dan mempertimbangkan penggunaan metode Activity Based Costing (ABC) pada perhitungan harga pokok produksi untuk memperoleh hasil yang lebih cermat dan akurat.

PENDAHULUAN


 Pada umumnya perusahaan hidup dalam lingkungan yang berubah cepat, dinamik, dan rumit. Perkembangan lingkungan teknologi dalam sector teknologi transportasi, teknologi informasi, dan teknologi pemanufakturan mendorong perusahaan-perusahaan di Indonesia menghadapi persaingan global. Dalam menghadapi persaingan global, perusahaan harus dapat mempertahankan keunggulan jangka panjang.
Agar perusahaan mampu bersaing, manajemen tidak boleh cepat puas diri. Mereka harus dapat menggunakan strategi untuk mempertahankan atau meningkatkan posisi pasarnya. Perusahaan lebih baik menekankan pada perbaikan berkesinambungan dalam bidang produksi dan penjualannya untuk mencapai keunggulan persaingan global.
Perusahaan bertujuan untuk memperoleh laba yang optimal dan tetap mampu mempertahankan eksitensi usahanya di masa yang akan dating. Oleh karena itu perusahaan dituntut untuk mengerahkan segala sumber daya yang dimiliki dalam mencapai tujuannya. Laba bagi perusahaan dapat direncanakan salah satunya adalah dengan menetapkan harga pokok produksi.
Perhitungan harga pokok produksi dapat dilakukan dengan berbagai macam cara. Namun pada umumnya sistem penetapan harga pokok produksi yang diterapkan oleh perusahaan adalah sistem akuntansi biaya konvensional (sistem biaya tradisional). Sistem ini mengalokasikan biaya-biaya produksi ke setiap produk untuk menghitung harga pokok produksinya.
Untuk sistem konvensional perhitungan harga pokok produksi dari biaya material dan biaya tenaga kerja langsung dapat secara jelas dialokasikan ke setiap produk sesuai dengan produk yang dihasilkan (Supriyono, 1994). Namun untuk perhitungan volume produksi, jika terdapat jumlah unit yang diproduksi lebih banyak dari biasanya akan menimbulkan biaya overhead yang lebih besar pula. Sedangkan pada sistem Activity Based Costing (ABC) pada dasarnya merupakan penentuan harga pokok produk (cost of good manufactured) yang ditujukan untuk menyajikan informasi harga pokok produksi secara cermat, dengan menggunakan dua  tahap yaitu pertama melacak biaya pada berbagai aktivitas, dan kemudian ke berbagai produk dan yang kedua meliputi pelacakan biaya ke berbagai produk (Hansen dan Mowen, 1994). Sebagai hasilnya, metode ini meningkatkan ketelitian untuk kepentingan manajemen. Dengan mengukur secara cermat konsunmsi sumber daya di dalam setiap aktivitas yang digunakan menghasilkan suatu produk.

KERANGKA TEORI
Perhitungan harga pokok produksi dengan perhitungan metode Activity Based Costing (ABC) menggunakan alat analisis :
 Kalkulasi Biaya Produksi dengan Metode Activity Based Costing (ABC) Tujuan Activity Based Costing (ABC) adalah untuk mengalokasikan biaya ke transaksi dari aktifitas yang dilaksanakan dalam suatu organisasi dan kemudian mengalokasikan biaya tersebut secara tepat ke produk sesuai dengan pemakaian aktifitas setiap produk. Menurut Mulyadi (1993,53), Akuntansi Manajemen, menuliskan bahwa Activity Based Costing (ABC) pada dasarnya merupakan metode penentuan harga pokok produksi (product costing) yang ditujukan untuk menyajikan informasi harga pokok produksi secara cermat konsumsi sumber daya dalam setiap aktifitas yang digunakan untuk menghasilkan produk.
Full Costing dan Variabel Costing (konvensional) menitik beratkan penentuan harga pokok pada fase produksi saja, sedangkan untuk Activity Based Costing (ABC) menitik beratkan penentuan harga pokok produk pada semua fase pembuatan produk

Metode Penelitian
Penelitian Objek penelitian ini adalah  PT. Cahaya Sakti Furintraco yang berkedudukan Jl. Kaum Sari Bogor, sebuah perusahaan yang bergerak dalam bidang industri pembuatan perlengkapan rumah tangga / furniture yang terbuat dari bahan kayu diantaranya adalah lemari, meja, dan kursi.
Jenis data yang digunakan adalah data primer berupa data yang diperoleh langsung dari objek yang diteliti dan data sekunder berupa data yang diperoleh melaui membaca dan mempelajari buku-buku dan referensi lain mengenai penelitian dengan cara melakukan riset perpustakaan.

Referensi :
http://library.gunadarma.ac.id/repository/view/13244/perhitungan-harga-pokok-produksidengan-menggunakan-metodeactivity-based-costing-abc-padapt-cahaya-sakti-furintraco.html
















ANALISA PERHITUNGAN HARGA POKOK PRODUKSI PADA PT.HERLINA
INDAH TAHUN 2007 .
Rifka Indriani
Fakultas Ekonomi Universitas Gunadarma

ABSTRAK
          Tujuan utama dari perusahaan produksi adalah untuk mencari laba yang optimal. Sehingga perusahaan perlu mengetahui harga pokok produksi secara tepat. Manajer juga perlu melakukan analisis terhadap perilaku biaya sebagai dasar perencanaan harga.
      Metode pengumpulan data yang digunakan penulis adalah penelitian kepustakaan dan penelitian lapangan. Penelitian kepustakaan yaitu sumber data diperoleh dari berbagai buku dan literature yang berhubungan dengan perilaku biaya dan harga pokok produksi, sedangkan metode penelitian lapangan adalah mengumpulkan data yang diperlukan dengan wawancara dan observasi pada pihak yang terkait.
      Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa perhitungan harga pokok produksi menggunakan metode full costing lebih baik dalam hal menentukan harga pokok produksi daripada perhitungan harga pokok produksi dengan metode variabel costing. Maka sebaiknya PT. Herlina Indah sebaiknya menggunakan metode full costing , sebagai dasar perencanaan harga pokok produksi.

PENDAHULUAN

         Dalam menjalankan sebuah perusahaan yang bergerak dalam bidang produksi tujuan utama dari perusahaan tersebut adalah mencari laba. Agar perusahaan dapat berkembang dan mempertahankan kelangsungan hidupnya, maka perusahaan berusaha untuk mendapatkan laba yang optimal dari setiap unit usaha yang dikerjakannya. Besar kecilnya laba yang dihasilkan merupakan ukuran kesuksesan perusahaan dalam mengelola sumber daya alam yang ada di perusahaan.
            Untuk memenuhi laba yang diharapkan oleh perusahaan tentunya sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor. Faktor-faktor yang mempengaruhi pendapatan dan laba diantaranya adalah: biaya produksi, jumlah atau kuantitas penjualan dan harga jual produk. Dari faktor tersebut, yang sangat penting dalam hal ini adalah biaya produksi. Pengeluaran biaya yang sangat besar tentunya diharapkan akan menghasilkan pendapatan yang besar pula sehingga laba yang dihasilkan akan meningkat, tetapi hal ini tidak lepas dari kualitas produk yang dihasilkan oleh perusahaan.
         Pengendalian atas biaya produksi adalah pengendalian biaya yang terdiri dari bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, serta biaya overhead pabrik yang dihitung dengan cara membandingkan biaya yang telah diterapkan dengan biaya yang sebenarnya.
Masalah yang tak terlepas dari hal tersebut adalah masalah perhitungan harga pokok yang dijalankan oleh perusahaan. Penentuan harga pokok berpengaruh pada harga jual perusahaan. Oleh karena itu perusahaan perlu mengetahui harga pokok produksi secara tepat. Dengan demikian biaya-biaya yang tidak pada tempatnya dapat dengan mudah dihindarkan dan dikontrol. Sehingga perusahaan dapat bekerja secara efisien dan efektif untuk dapat bersaing dengan perusahaan lainnya yang memproduksi barang sejenis.

KERANGKA TEORI

Perhitungan harga pokok produksi dengan perhitungan Penentuan Harga pokok produksi dengan menggunakan alat analisis :
 Full Costing.
Metode penentuan harga pokok produksi yang membebankan seluruh biaya produksi sebagai harga pokok produksi, baik yang bersifat variable maupunbersifat tetap atau dapat didefinisikan. Full costing adalah metode penentuan harga pokok produksi yang memperhitungkan semua unsur biaya produksi ke dalam harga pokok produksi, yang terdiri dari biaya bahan baku, biaya tenaga kerja, dan biaya overhead pabrik baik yang bersifat variable maupun tetap.



Tabel 1
Penentuan Harga Pokok Produksi
Dengan Menggunakan Pendekatan Metode Full Costing

Biaya Bahan Baku                                                      xxx
Biaya Tenaga Kerja Langsung                                    xxx
Biaya Overhead Pabrik Variabel                                xxx
Biaya Overhead Pabrik Tetap                                     xxx +
Harga Pokok Produksi                                                            xxx
Biaya Administrasi dan Umum                                  xxx
Biaya Pemasaran                                                         xxx +
Biaya Komersil                                                           xxx +
Total Harga Jual Produk                                             xxx



Variabel Costing.
Adalah suatu konsep penentuan harga pokok yang hanya memasukan biaya
produksi variable sebagai elemen hanya pokok produk: Biaya produksi yang
langsung dibebankan kepada laba atau rugi periode terjadinya dan tidak
diperlakukan sebagai biaya produksi.



Tabe12
Penentuan Harga Pokok Produksi
Dengan Pendekatan Metode Variabel Costing

Biaya Bahan Baku                                                      xxx
Biaya Tenaga Kerja Langsung                                    xxx
Biaya Overhead Variabel                                            xxx +
Harga Pokok Produksi Variabel                                             xxx
Biaya Administrasi dan Umum Variabel                    xxx
Biaya Pemasaran Variabel                                          xxx +
Biaya Komersil                                                                       xxx +
Total Biaya Variabel                                                               xxx
Biaya Overhead Pabrik Tetap                                     xxx
Biaya Pemasaran Tetap                                               xxx
Biaya Administrasi dan Umum Tetap                                    xxx +
Total Biaya Tetap                                                                    xxx +
Harga Jual Produk                                                                  xxx


METODE PENELITIAN
 

Objek penelitian ini adalah PT. Herlina Indah yang beralamat di Kawasan Industri Pulo Gadung Blok DD Unit 16 Jl. Rawa Sumur II Cakung, Jakarta Timur
Jenis data yang digunakan adalah data primer berupa data yang diperoleh langsung dari objek yang diteliti dan data sekunder berupa data yang diperoleh melaui membaca dan mempelajari buku-buku dan referensi lain mengenai penelitian dengan cara melakukan riset perpustakaan.


Referensi :

http://library.gunadarma.ac.id/repository/view/18260/analisa-perhitungan-harga-pokok-produksi-pada-pt-herlina-indah-tahun-2007.html



















ANALISIS PERHITUNGAN HARGA POKOK PRODUKSI MENGGUNAKAN METODE ACTIVITY BASED COSTING PADA PT. NALCO INDONESIA

ESTER MAGDALENA
Fakultas Ekonomi Universitas Gunadarma

Abstrak


            Harga Pokok Produksi merupakan salah satu unsur penting di dalam perusahaan manufaktur yang dapat membantu dalam masalah penentuan harga jual produk. PT. Nalco Indonesia melakukan perhitungan harga pokok produksi menggunakan Metode Konvensional untuk menentukan harga jual produknya.
Setelah melakukan analisis perhitungan Harga Pokok Produksi dengan menggunakan metode Activity Based Costing penulis dapat menarik kesimpulan bahwa dengan menggunakan metode Activity Based Costing, Harga pokok produk untuk produk CHE mengalami over cost, produk FNB mengalami under cost, produk INS mengalami under cost, produk MFG mengalami over cost, produk PRM mengalami under cost, produk PWR mengalami under cost dan produk PR mengalami under cost. Hal ini disebabkan adanya konsumsi aktivitas yang berbeda. Pada metode konvensional hanya menganggap satu jenis aktivitas pada BOP, sedangkan metode Activity Based Costing mengganggap lebih dari satu jenis aktivitas. Sehingga metode Activity Based Costing lebih akurat di dalam menghitung harga pokok produksi.
Dengan adanya metode Activity Based Costing, biaya produksi dapat dihitung secara akurat dengan membebankan aktivitas yang menjadi sumber biaya ke biaya overhead pabrik. Metode Activity Based Costing akan sangat berguna untuk menganalisa aktivitas mana yang tidak memberikan nilai tambah pada produk tertentu sehingga perusahaan akan dapat menghemat biaya serta meningkatkan kualitas produksi.

PENDAHULUAN

Perkembangan dunia bisnis dan semakin derasnya arus teknologi dan informasi, menuntut setiap perusahaan untuk lebih dapat mempertahankan kelangsungan hidup perusahaan tersebut dalam persaingan global. Salah satu strategi yang dilakukan oleh perusahaan agar dapat bersaing dalam bisnis global ini adalah dengan memperhatikan harga pokok produksi dalam penentuan harga jual yang tepat.  
Perusahaan manufaktur adalah salah satu yang harus bersaing dalam persaingan global yang semakin lama semakin pesat perkembangannya guna mempertahankan kelangsungan hidup perusahaan. Perusahaan pabrik (manufacturing firm) adalah perusahaan yang kegiatannya mengolah bahan baku menjadi barang jadi kemudian menjual barang jadi.
Harga Pokok Produksi adalah pengorbanan sumber ekonomi untuk pengolahan bahan baku menjadi produk. Harga Pokok Produksi mempunyai peranan yang sangat penting dalam menentukan harga jual produk. Unsur-unsur Harga Pokok Produksi yaitu biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead. Perbedaan pokok diantara metode konvensional dan metode Activity Based Costing terletak pada perlakuan terhadap biaya overhead. Penentuan harga pokok produksi yang terlalu tinggi dapat menyebabkan tingginya harga jual produk. Harga jual produk yang tinggi menyebabkan perusahaan kalah dalam persaingan karena perusahaan dapat menjual produk dengan jenis dan kualitas yang sama, tetapi harga lebih tinggi. Hal ini menyebabkan perusahaan kurang mendapat pelanggan yang berakibat tingkat penjualan rendah. Penentuan harga pokok produksi yang terlalu rendah dapat menimbulkan kerugian bagi perusahaan karena tidak tertutupnya seluruh biaya-biaya oleh harga pokok produksi Perusahaan dituntut harus bisa menetapkan biaya produksi yang lebih tepat agar dapat menghasilkan harga pokok produksi yang lebih akurat.
Ada dua macam metode yang dapat digunakan untuk perhitungan harga pokok produksi, yaitu : metode Konvensional dan metode Activity Based Costing (ABC). Metode Konvensional hanya memberikan laporan manajemen dengan menunjukkan dimana biaya dikeluarkan dan tidak ada indikasi apa-apa yang menimbulkan biaya. Activity Based Costing membantu perusahaan mengurangi distorsi yang disebabkan oleh sistem penentuan harga pokok konvensional, sehingga dengan Activity Based Costing dapat diperoleh biaya produk yang lebih akurat. Activity Based Costing menyediakan pandangan yang jelas mengenai bagaimana perusahaan membedakan produk, jasa dan aktivitas yang memberikan kontribusi dalam jangka panjang. Metode Activity Based Costing merupakan salah satu alternatif metode yang digunakan untuk menghitung harga pokok produksi yang lebih efektif apabila diterapkan pada perusahaan manufaktur yang menghasilkan produk bervariasi. Metode Activity Based Costing dinilai dapat mengukur secara cermat biaya-biaya yang keluar dari setiap aktivitas. Hal ini disebabkan karena Activity Based Costing mengakui bahwa banyak biaya-biaya lain pada kenyataannya dapat ditelusuri tidak ke unit output, melainkan ke aktivitas yang diperlukan untuk memproduksi output (Carter, 2009)

KERANGKA TEORI

Analsis perhitungan harga pokok produksi dapat dilakukan dengan menggunakan metode konvensional dan activity based costing. Harga Pokok Produksi adalah pengorbanan sumber ekonomi untuk pengolahan bahan baku menjadi produk. Harga Pokok Produksi mempunyai peranan yang sangat penting dalam menentukan harga jual produk.
Biaya Konvensional adalah suatu sistem biaya yang mengukur keluaran overhead pabrik berdasarkan unit (Supriyono,1992)
Biaya konvensional adalah metode perhitungan harga pokok produksi yang menekankan biaya didasarkan atas jumlah unit yang diproduksi.
 Activity Based Costing merupakan metode yang menerapkan konsep-konsep akuntansi aktivitas untuk menghasilkan perhitungan harga pokok produk yang lebih akurat. Namun dari perspektif manajerial, sistem Activity Based Costing menawarkan lebih dari sekedar informasi biaya produk yang akurat akan tetapi juga menyediakan informasi tentang biaya dan kinerja dari aktivitas dan sumber daya serta dapat menelusuri biaya-biaya secara akurat ke objek biaya selain produk, misalnya pelanggan dan saluran distribusi.




Full Costing dan Variabel Costing (konvensional) menitik beratkan penentuan harga pokok pada fase produksi saja, sedangkan untuk Activity Based Costing (ABC) menitik beratkan penentuan harga pokok produk pada semua fase pembuatan produk


METODE PENELITIAN


Objek penelitian pada penulisan ilmiah ini adalah PT. Nalco Indonesia yang berlokasi di Jalan Pahlawan, Desa Karangasem Timur, Citeureup, Bogor, Jawa Barat - Indonesia.
 Jenis data yang digunakan adalah data primer berupa data yang diperoleh langsung dari objek yang diteliti dan data sekunder berupa data yang diperoleh melaui membaca dan mempelajari buku-buku dan referensi lain mengenai penelitian dengan cara melakukan riset perpustakaan.

Referensi:
http://library.gunadarma.ac.id/repository/view/15990/analisis-perhitungan-harga-pokok-produksi-menggunakan-metode-activity-based-costing-pada-pt-nalco-indonesia.html