PERHITUNGAN HARGA POKOK PRODUKSI DENGAN MENGGUNAKAN METODE ACTIVITY BASED COSTING (ABC) PADA PT. CAHAYA SAKTI FURINTRACO
Rifqi Farwan
Fakultas Ekonomi
Universitas Gunadarma
ABSTRAKSI
Tujuan
Penulisan Ilmiah ini adalah untuk membahas tentang perhitungan Harga Pokok
Produksi dengan menggunakan metode Activity Based Costing (ABC) pada PT. Cahaya
Sakti Furintraco dan untuk dapat membandingkan biaya produksi antara metode
Konvensional dengan metode Activity Based Costing (ABC) pada PT. Cahaya Sakti
Furintraco.
Adapun
yang menjadi objek penelitiannya adalah PT. Cahaya Sakti Furintraco yang
berkedudukan Jl. Kaum Sari Bogor, sebuah perusahaan yang bergerak dalam bidang
industri pembuatan perlengkapan rumah tangga / furniture yang terbuat dari
bahan kayu diantaranya adalah lemari, meja, dan kursi.
Hasil dari penulisan ini adalah
mengetahui gambaran metode mana yang sebaiknya diterapkan pada PT. Cahaya Sakti
Furintraco. Adapun saran yang diberikan bahwa sebaiknya PT. Cahaya Sakti
Furintraco meninjau kembali penggunaan metode Konvensional dan mempertimbangkan
penggunaan metode Activity Based Costing (ABC) pada perhitungan harga pokok
produksi untuk memperoleh hasil yang lebih cermat dan akurat.
PENDAHULUAN
Pada umumnya perusahaan hidup dalam lingkungan
yang berubah cepat, dinamik, dan rumit. Perkembangan lingkungan teknologi dalam
sector teknologi transportasi, teknologi informasi, dan teknologi
pemanufakturan mendorong perusahaan-perusahaan di Indonesia menghadapi
persaingan global. Dalam menghadapi persaingan global, perusahaan harus dapat
mempertahankan keunggulan jangka panjang.
Agar perusahaan mampu bersaing,
manajemen tidak boleh cepat puas diri. Mereka harus dapat menggunakan strategi
untuk mempertahankan atau meningkatkan posisi pasarnya. Perusahaan lebih baik
menekankan pada perbaikan berkesinambungan dalam bidang produksi dan
penjualannya untuk mencapai keunggulan persaingan global.
Perusahaan
bertujuan untuk memperoleh laba yang optimal dan tetap mampu mempertahankan
eksitensi usahanya di masa yang akan dating. Oleh karena itu perusahaan
dituntut untuk mengerahkan segala sumber daya yang dimiliki dalam mencapai
tujuannya. Laba bagi perusahaan dapat direncanakan salah satunya adalah dengan
menetapkan harga pokok produksi.
Perhitungan harga pokok produksi
dapat dilakukan dengan berbagai macam cara. Namun pada umumnya sistem penetapan
harga pokok produksi yang diterapkan oleh perusahaan adalah sistem akuntansi
biaya konvensional (sistem biaya tradisional). Sistem ini mengalokasikan
biaya-biaya produksi ke setiap produk untuk menghitung harga pokok produksinya.
Untuk sistem konvensional
perhitungan harga pokok produksi dari biaya material dan biaya tenaga kerja
langsung dapat secara jelas dialokasikan ke setiap produk sesuai dengan produk
yang dihasilkan (Supriyono, 1994). Namun untuk perhitungan volume produksi,
jika terdapat jumlah unit yang diproduksi lebih banyak dari biasanya akan
menimbulkan biaya overhead yang lebih besar pula. Sedangkan pada sistem
Activity Based Costing (ABC) pada dasarnya merupakan penentuan harga pokok
produk (cost of good manufactured) yang ditujukan untuk menyajikan informasi
harga pokok produksi secara cermat, dengan menggunakan dua tahap yaitu pertama melacak biaya pada
berbagai aktivitas, dan kemudian ke berbagai produk dan yang kedua meliputi
pelacakan biaya ke berbagai produk (Hansen dan Mowen, 1994). Sebagai hasilnya,
metode ini meningkatkan ketelitian untuk kepentingan manajemen. Dengan mengukur
secara cermat konsunmsi sumber daya di dalam setiap aktivitas yang digunakan
menghasilkan suatu produk.
KERANGKA TEORI
Perhitungan harga
pokok produksi dengan perhitungan metode
Activity Based Costing
(ABC) menggunakan alat analisis :
Kalkulasi
Biaya Produksi dengan Metode Activity Based Costing (ABC) Tujuan
Activity Based Costing (ABC) adalah untuk mengalokasikan biaya ke transaksi
dari aktifitas yang dilaksanakan dalam suatu organisasi dan kemudian
mengalokasikan biaya tersebut secara tepat ke produk sesuai dengan pemakaian
aktifitas setiap produk. Menurut Mulyadi (1993,53), Akuntansi Manajemen,
menuliskan bahwa Activity Based Costing (ABC) pada dasarnya merupakan metode
penentuan harga pokok produksi (product costing) yang ditujukan untuk menyajikan
informasi harga pokok produksi secara cermat konsumsi sumber daya dalam setiap
aktifitas yang digunakan untuk menghasilkan produk.
Full Costing dan Variabel Costing
(konvensional) menitik beratkan penentuan harga pokok pada fase produksi saja,
sedangkan untuk Activity Based Costing (ABC) menitik beratkan penentuan harga
pokok produk pada semua fase pembuatan produk
Metode Penelitian
Penelitian Objek penelitian ini
adalah PT. Cahaya Sakti Furintraco yang
berkedudukan Jl. Kaum Sari Bogor, sebuah perusahaan yang bergerak dalam bidang
industri pembuatan perlengkapan rumah tangga / furniture yang terbuat dari
bahan kayu diantaranya adalah lemari, meja, dan kursi.
Jenis data yang
digunakan adalah data primer berupa data yang diperoleh langsung dari objek
yang diteliti dan data sekunder berupa data yang diperoleh melaui membaca dan
mempelajari buku-buku dan referensi lain mengenai penelitian dengan cara
melakukan riset perpustakaan.
Referensi
:
http://library.gunadarma.ac.id/repository/view/13244/perhitungan-harga-pokok-produksidengan-menggunakan-metodeactivity-based-costing-abc-padapt-cahaya-sakti-furintraco.html
ANALISA PERHITUNGAN HARGA POKOK PRODUKSI
PADA PT.HERLINA
INDAH
TAHUN 2007 .
Rifka Indriani
Fakultas Ekonomi Universitas Gunadarma
ABSTRAK
Tujuan utama dari perusahaan produksi
adalah untuk mencari laba yang optimal. Sehingga perusahaan perlu mengetahui harga
pokok produksi secara tepat. Manajer juga perlu melakukan analisis terhadap
perilaku biaya sebagai dasar perencanaan harga.
Metode pengumpulan data yang digunakan
penulis adalah penelitian kepustakaan dan penelitian lapangan. Penelitian
kepustakaan yaitu sumber data diperoleh dari berbagai buku dan literature yang
berhubungan dengan perilaku biaya dan harga pokok produksi, sedangkan metode
penelitian lapangan adalah mengumpulkan data yang diperlukan dengan wawancara
dan observasi pada pihak yang terkait.
Dari hasil penelitian ini dapat
disimpulkan bahwa perhitungan harga pokok produksi menggunakan metode full
costing lebih baik dalam hal menentukan harga pokok produksi daripada
perhitungan harga pokok produksi dengan metode variabel costing. Maka sebaiknya
PT. Herlina Indah sebaiknya menggunakan metode full costing , sebagai dasar
perencanaan harga pokok produksi.
PENDAHULUAN
Dalam
menjalankan sebuah perusahaan yang bergerak dalam bidang produksi tujuan utama
dari perusahaan tersebut adalah mencari laba. Agar perusahaan dapat berkembang
dan mempertahankan kelangsungan hidupnya, maka perusahaan berusaha untuk
mendapatkan laba yang optimal dari setiap unit usaha yang dikerjakannya. Besar
kecilnya laba yang dihasilkan merupakan ukuran kesuksesan perusahaan dalam
mengelola sumber daya alam yang ada di perusahaan.
Untuk memenuhi laba yang diharapkan
oleh perusahaan tentunya sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor. Faktor-faktor
yang mempengaruhi pendapatan dan laba diantaranya adalah: biaya produksi,
jumlah atau kuantitas penjualan dan harga jual produk. Dari faktor tersebut,
yang sangat penting dalam hal ini adalah biaya produksi. Pengeluaran biaya yang
sangat besar tentunya diharapkan akan menghasilkan pendapatan yang besar pula
sehingga laba yang dihasilkan akan meningkat, tetapi hal ini tidak lepas dari
kualitas produk yang dihasilkan oleh perusahaan.
Pengendalian atas biaya produksi
adalah pengendalian biaya yang terdiri dari bahan baku, biaya tenaga kerja
langsung, serta biaya overhead pabrik yang dihitung dengan cara membandingkan
biaya yang telah diterapkan dengan biaya yang sebenarnya.
Masalah yang tak
terlepas dari hal tersebut adalah masalah perhitungan harga pokok yang
dijalankan oleh perusahaan. Penentuan harga pokok berpengaruh pada harga jual
perusahaan. Oleh karena itu perusahaan perlu mengetahui harga pokok produksi
secara tepat. Dengan demikian biaya-biaya yang tidak pada tempatnya dapat
dengan mudah dihindarkan dan dikontrol. Sehingga perusahaan dapat bekerja secara
efisien dan efektif untuk dapat bersaing dengan perusahaan lainnya yang memproduksi
barang sejenis.
KERANGKA TEORI
Perhitungan harga pokok produksi
dengan perhitungan Penentuan Harga
pokok produksi dengan menggunakan alat analisis :
Full Costing.
Metode penentuan
harga pokok produksi yang membebankan seluruh biaya produksi sebagai harga
pokok produksi, baik yang bersifat variable maupunbersifat tetap atau dapat
didefinisikan. Full costing adalah metode penentuan harga pokok produksi yang
memperhitungkan semua unsur biaya produksi ke dalam harga pokok produksi, yang
terdiri dari biaya bahan baku, biaya tenaga kerja, dan biaya overhead pabrik
baik yang bersifat variable maupun tetap.
Tabel
1
Penentuan
Harga Pokok Produksi
Dengan
Menggunakan Pendekatan Metode Full Costing
Biaya Bahan Baku
xxx
Biaya Tenaga
Kerja Langsung
xxx
Biaya Overhead
Pabrik Variabel xxx
Biaya Overhead
Pabrik Tetap xxx
+
Harga Pokok
Produksi xxx
Biaya
Administrasi dan Umum xxx
Biaya Pemasaran xxx
+
Biaya Komersil xxx
+
Total Harga Jual
Produk xxx
Variabel
Costing.
Adalah suatu
konsep penentuan harga pokok yang hanya memasukan biaya
produksi
variable sebagai elemen hanya pokok produk: Biaya produksi yang
langsung
dibebankan kepada laba atau rugi periode terjadinya dan tidak
diperlakukan
sebagai biaya produksi.
Tabe12
Penentuan
Harga Pokok Produksi
Dengan
Pendekatan Metode Variabel Costing
Biaya Bahan Baku xxx
Biaya Tenaga
Kerja Langsung xxx
Biaya Overhead
Variabel xxx
+
Harga Pokok
Produksi Variabel xxx
Biaya
Administrasi dan Umum Variabel xxx
Biaya Pemasaran
Variabel xxx
+
Biaya Komersil xxx
+
Total Biaya
Variabel xxx
Biaya Overhead
Pabrik Tetap xxx
Biaya Pemasaran
Tetap xxx
Biaya
Administrasi dan Umum Tetap xxx
+
Total Biaya
Tetap xxx
+
Harga Jual
Produk xxx
METODE PENELITIAN
Objek penelitian
ini adalah PT. Herlina Indah yang beralamat di Kawasan Industri Pulo Gadung Blok DD Unit 16 Jl.
Rawa Sumur II Cakung, Jakarta Timur
Jenis data yang digunakan adalah data primer berupa data yang diperoleh langsung dari objek yang diteliti dan data sekunder berupa data yang diperoleh melaui membaca dan mempelajari buku-buku dan referensi lain mengenai penelitian dengan cara melakukan riset perpustakaan.
Jenis data yang digunakan adalah data primer berupa data yang diperoleh langsung dari objek yang diteliti dan data sekunder berupa data yang diperoleh melaui membaca dan mempelajari buku-buku dan referensi lain mengenai penelitian dengan cara melakukan riset perpustakaan.
Referensi :
http://library.gunadarma.ac.id/repository/view/18260/analisa-perhitungan-harga-pokok-produksi-pada-pt-herlina-indah-tahun-2007.html
ANALISIS PERHITUNGAN HARGA POKOK PRODUKSI MENGGUNAKAN METODE ACTIVITY
BASED COSTING PADA PT. NALCO INDONESIA
ESTER MAGDALENA
Fakultas Ekonomi
Universitas Gunadarma
Abstrak
Harga
Pokok Produksi merupakan salah satu unsur penting di dalam perusahaan manufaktur
yang dapat membantu dalam masalah penentuan harga jual produk. PT. Nalco
Indonesia melakukan perhitungan harga pokok produksi menggunakan Metode
Konvensional untuk menentukan harga jual produknya.
Setelah melakukan
analisis perhitungan Harga Pokok Produksi dengan menggunakan metode Activity
Based Costing penulis dapat menarik kesimpulan bahwa dengan menggunakan metode
Activity Based Costing, Harga pokok produk untuk produk CHE mengalami over
cost, produk FNB mengalami under cost, produk INS mengalami under cost, produk
MFG mengalami over cost, produk PRM mengalami under cost, produk PWR mengalami
under cost dan produk PR mengalami under cost. Hal ini disebabkan adanya
konsumsi aktivitas yang berbeda. Pada metode konvensional hanya menganggap satu
jenis aktivitas pada BOP, sedangkan metode Activity Based Costing mengganggap
lebih dari satu jenis aktivitas. Sehingga metode Activity Based Costing lebih
akurat di dalam menghitung harga pokok produksi.
Dengan adanya metode Activity Based
Costing, biaya produksi dapat dihitung secara akurat dengan membebankan
aktivitas yang menjadi sumber biaya ke biaya overhead pabrik. Metode Activity
Based Costing akan sangat berguna untuk menganalisa aktivitas mana yang tidak
memberikan nilai tambah pada produk tertentu sehingga perusahaan akan dapat
menghemat biaya serta meningkatkan kualitas produksi.
PENDAHULUAN
Perkembangan dunia bisnis dan
semakin derasnya arus teknologi dan informasi, menuntut setiap perusahaan untuk
lebih dapat mempertahankan kelangsungan hidup perusahaan tersebut dalam persaingan
global. Salah satu strategi yang dilakukan oleh perusahaan agar dapat bersaing
dalam bisnis global ini adalah dengan memperhatikan harga pokok produksi dalam
penentuan harga jual yang tepat.
Perusahaan manufaktur
adalah salah satu yang harus bersaing dalam persaingan global yang semakin lama
semakin pesat perkembangannya guna mempertahankan kelangsungan hidup
perusahaan. Perusahaan pabrik (manufacturing firm) adalah perusahaan yang
kegiatannya mengolah bahan baku menjadi barang jadi kemudian menjual barang
jadi.
Harga Pokok Produksi adalah pengorbanan
sumber ekonomi untuk pengolahan bahan baku menjadi produk. Harga Pokok Produksi
mempunyai peranan yang sangat penting dalam menentukan harga jual produk.
Unsur-unsur Harga Pokok Produksi yaitu biaya bahan baku, biaya tenaga kerja
langsung dan biaya overhead. Perbedaan pokok diantara metode
konvensional dan metode Activity Based Costing terletak pada perlakuan
terhadap biaya overhead. Penentuan harga pokok produksi yang terlalu
tinggi dapat menyebabkan tingginya harga jual produk. Harga jual produk yang
tinggi menyebabkan perusahaan kalah dalam persaingan karena perusahaan dapat
menjual produk dengan jenis dan kualitas yang sama, tetapi harga lebih tinggi.
Hal ini menyebabkan perusahaan kurang mendapat pelanggan yang berakibat tingkat
penjualan rendah. Penentuan harga pokok produksi yang terlalu rendah dapat
menimbulkan kerugian bagi perusahaan karena tidak tertutupnya seluruh
biaya-biaya oleh harga pokok produksi Perusahaan dituntut harus bisa menetapkan
biaya produksi yang lebih tepat agar dapat menghasilkan harga pokok produksi
yang lebih akurat.
Ada dua macam metode yang dapat
digunakan untuk perhitungan harga pokok produksi, yaitu : metode Konvensional dan
metode Activity Based Costing (ABC). Metode Konvensional hanya
memberikan laporan manajemen dengan menunjukkan dimana biaya dikeluarkan dan
tidak ada indikasi apa-apa yang menimbulkan biaya. Activity Based Costing membantu
perusahaan mengurangi distorsi yang disebabkan oleh sistem penentuan harga
pokok konvensional, sehingga dengan Activity Based Costing dapat
diperoleh biaya produk yang lebih akurat. Activity Based Costing menyediakan
pandangan yang jelas mengenai bagaimana perusahaan membedakan produk, jasa dan
aktivitas yang memberikan kontribusi dalam jangka panjang. Metode Activity
Based Costing merupakan salah satu alternatif metode yang digunakan untuk
menghitung harga pokok produksi yang lebih efektif apabila diterapkan pada
perusahaan manufaktur yang menghasilkan produk bervariasi. Metode Activity
Based Costing dinilai dapat mengukur secara cermat biaya-biaya yang keluar
dari setiap aktivitas. Hal ini disebabkan karena Activity Based Costing mengakui
bahwa banyak biaya-biaya lain pada kenyataannya dapat ditelusuri tidak ke unit
output, melainkan ke aktivitas yang diperlukan untuk memproduksi output
(Carter, 2009)
KERANGKA TEORI
Analsis perhitungan harga pokok
produksi dapat dilakukan dengan menggunakan metode konvensional dan activity based costing. Harga Pokok
Produksi adalah pengorbanan sumber ekonomi untuk pengolahan bahan baku menjadi
produk. Harga Pokok Produksi mempunyai peranan yang sangat penting dalam
menentukan harga jual produk.
Biaya Konvensional adalah suatu
sistem biaya yang mengukur keluaran overhead pabrik berdasarkan unit
(Supriyono,1992)
Biaya konvensional adalah metode
perhitungan harga pokok produksi yang menekankan biaya didasarkan atas jumlah
unit yang diproduksi.
Activity Based Costing merupakan metode
yang menerapkan konsep-konsep akuntansi aktivitas untuk menghasilkan
perhitungan harga pokok produk yang lebih akurat. Namun dari perspektif
manajerial, sistem Activity Based Costing menawarkan lebih dari sekedar
informasi biaya produk yang akurat akan tetapi juga menyediakan informasi
tentang biaya dan kinerja dari aktivitas dan sumber daya serta dapat menelusuri
biaya-biaya secara akurat ke objek biaya selain produk, misalnya pelanggan dan
saluran distribusi.
Full Costing dan Variabel Costing
(konvensional) menitik beratkan penentuan harga pokok pada fase produksi saja,
sedangkan untuk Activity Based Costing (ABC) menitik beratkan penentuan harga
pokok produk pada semua fase pembuatan produk
METODE PENELITIAN
Objek penelitian pada
penulisan ilmiah ini adalah PT. Nalco Indonesia yang berlokasi di Jalan
Pahlawan, Desa Karangasem Timur, Citeureup, Bogor, Jawa Barat - Indonesia.
Jenis data yang digunakan adalah data primer
berupa data yang diperoleh langsung dari objek yang diteliti dan data sekunder
berupa data yang diperoleh melaui membaca dan mempelajari buku-buku dan
referensi lain mengenai penelitian dengan cara melakukan riset perpustakaan.
Referensi:
http://library.gunadarma.ac.id/repository/view/15990/analisis-perhitungan-harga-pokok-produksi-menggunakan-metode-activity-based-costing-pada-pt-nalco-indonesia.html